Kamis, 21 Maret 2013

Tebing Sumbing Gunung Kelud Kediri

Tebing Sumbing Gunung Kelud merupakan tebing batu andesit abu-abu gelap berbentuk mengerucut indah dengan kemiringan hampir sembilan puluh derajat, yang letaknya berada di sisi sebelah kanan setelah keluar dari terowongan Gunung Kelud. Adalah karena melihat beberapa orang berjaket orange menyala terlihat tengah menggelantung di Tebing Sumbing Gunung Kelud itu, kami pun mendaki gundukan di sebelah kanan jalan utama.
Setelah melewati gundukan berbatu terjal itu, kami pun sampai di sebuah tanah datar luas dengan gerumbul perdu yang lebat, dimana terlihat ada sebuah tenda kecil berwarna kuning dan dua anak muda yang tengah duduk-duduk. Rupanya mereka adalah bagian dari kelompok lima mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta yang tengah melakukan pendakian Tebing Sumbing Gunung Kelud. Sumbing adalah salah satu dari empat puncak Gunung Kelud, selain Puncak Kelud sendiri, Puncak Gajah Mungkur, dan Puncak Gedang.
Tebing Sumbing Gunung Kelud
Tebing Sumbing Gunung Kelud yang menjulang cantik setinggi 200 meter, dengan satu puncak bentuknya meruncing dan puncak lain yang lebih rendah bentuknya membulat. Joglo putih di atas Puncak Gajah Mungkur terlihat di sisi sebelah kiri.
Tebing Sumbing Gunung Kelud
Tiga orang mahasiswa Jakarta itu tampak tengah membuat jalur pendakian Tebing Sumbing Gunung Kelud, dengan satu orang diantaranya berada di atas sebagai perintis jalur pendakian. Di bawah mereka tampak menggantung sebuah portaledge, sebuah tenda khusus yang bisa di pasang pada medan vertikal sebagai tempat beristirahat dan menginap untuk menghemat waktu dan tenaga.
Tebing Sumbing Gunung Kelud
Batuan andesit Tebing Sumbing Gunung Kelud ini kabarnya tidak semuanya kuat menancap satu sama lain, karena ada juga yang bisa berguguran ketika dibor dan dipanjat, sehingga para pendaki Tebing Sumbing Gunung Kelud ini menggunakan topi pelindung kepala sebagai tindakan pengamanan.
Tebing Sumbing Gunung Kelud
Seorang mahasiswa perintis jalur terlihat tengah mengamati lintasan yang hendak dibuatnya. Menjadi perintis jalur memerlukan tenaga dan konsentrasi, karena ia harus memutuskan sendiri jalur mana yang ia pilih, membor batuan tebing jika perlu, dan menancapkan piton (paku tebing) ke dalamnya. Karena itu biasanya mereka bekerja bergiliran sebagai perintis jalur.
Tebing Sumbing Gunung Kelud
Sementara seorang mahasiswa tengah bekerja merintis jalur, seorang lagi mengamat-amati dan berjaga-jaga di bawahnya, dan yang tampak tengah beristirahat mungkin sebelumnya telah mendapat giliran sebagai perintis jalur Tebing Sumbing Gunung Kelud ini. Pendakian tebing bukan hanya monopoli pria saja, karena yang terlihat tengah menjadi perintis jalur itu tampaknya adalah mahasiswi satu-satunya dalam kelompok itu